Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Terungkap, Misteri Kandungan Air di Bulan

Terungkap, Misteri Kandungan Air di Bulan -  Satelit alami Bumi yakni Bulan selama diyakini kaya akan air es yang mencapai 1,6 miliar ton. Tim ilmuwan baru-baru ini menyatakan bahwa asteroid adalah penyumbang air di Bulan.


Tak sedikit asteroid yang menabrak Bulan lebih dari empat miliar tahun lalu menjadi alasan mengapa Bulan mengandung komponen air begitu banyak.

Tim ilmuwan dari Inggris, Amerika Serikat, dan Perancis melakukan penelitian dan mengatakan dulunya Bulan memiliki lautan yang luas. Kemudian objek-objek antariksa -- yang diyakini sebagai asteroid -- menghantam magma besar lautan di sana.

"Kami percaya bahwa asteroid yang menabrak itu memasok air yang sangat banyak ke Bulan. Beda dengan komet yang hanya menyumbang air dalam jumlah kecil, mengingat mereka juga bukan pemain besar di sejarah awal sistem tata surya bagian dalam selama ratusan juta tahun," ucap ilmuwan planet dari Open University Jessica Barnes.

Awalnya Barnes dan timnya meneliti isotop hidrogen, karbon dengan rasio nitrogen dan elemen lain dari sampel Bulan yang dibawa langsung oleh misi Apollo 11 NASA pada 1969 silam.

Dari laporan Los Angeles Time, hingga tim Apollo 11 mendarat di Bulan dan memboyong sampel, batuan Bulan terbilang sangat kering.



Dari situ, mereka bisa membandingkan sampel Bulan dengan komponen yang terdapat di asteroid dan komet.

Situs Popular Science mewartakan, hasil penelitian tersebut menunjukan komponen air cenderung lebih banyak dari asteroid sebanyak 80 persen.

Sementara yang cocok dengan komponen komet kurang dari 20 persen. Padahal selama ini komet dikenal sebagai objek antariksa yang mengandung es.
Selain itu, tim Barnes juga mengajukan 'teori' alternatif yang menyatakan pembentukan Bulan dari Bumi pada 4,5 miliar tahun lalu juga menjadi alasan terkandungnya komponen air di Bulan sebanyak 25 persen.

Namun sejumlah ilmuwan berpendapat, agaknya tidak mungkin jika air dari Bumi berperan di sejarah awal Bulan saat permukaannya mudah dicairkan dan airnya mudah menguap.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communcations ini kemudian dianggap sebagai tambahan bukti bahwa asteroid, serta komet memang sumber awal komponen air di sistem tata surya.(Berita Unik)