Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Benarkah Radiasi Ponsel Bisa Sebabkan Ibu Hamil Keguguran?

Perkembangan teknologi membuat jumlah pengguna ponsel semakin bertambah.

Bahkan, sebagian orang menjadikannya kebutuhan vital dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Namun, beredar kabar bahwa radiasi ponsel ternyata dapat membuat ibu hamil mengalami keguguran.

Hampir setiap waktu benda canggih tersebut ada dalam genggaman Anda. Dalam satu genggaman, ada berbagai manfaat ponsel yang memang dapat dirasakan, seperti tempat berbagi informasi, menjadi media hiburan, bahkan tempat berbelanja.

Radiasi ponsel dan kehamilan

Dengan berbagai alasan di atas, tentu setiap orang ingin menggunakan ponsel agar mendapat kemudahan dalam menjalankan aktivitasnya, tidak terkecuali bagi para ibu hamil. Namun, apakah sebenarnya penggunaan ponsel aman bagi kehamilan?

Faktanya, ponsel dapat memancarkan gelombang elektromagnetik yang merupakan jenis radiasi non-ionisasi ke lingkungan sekitar. Sebuah penelitan menyatakan bahwa kehamilan yang terpapar radiasi tersebut dapat lebih berisiko mengalami keguguran.

Sebuah penelitian dilakukan pada 913 wanita hamil. Para wanita hamil ini dipasangkan alat pelacak gelombang elektromagnetik selama 24 jam.

Lalu, untuk memastikan hasil bacaan alat pelacak tersebut benar, para wanita hamil tersebut tetap diwawancara mengenai aktivitasnya sehari-hari.

Fokus utamanya pada aktivitas yang berkaitan dengan paparan berbagai peralatan yang mungkin menghasilkan radiasi. Dari penelitian tersebut didapatkan temuan adanya kasus keguguran terjadi pada 10,4% wanita hamil, yang terkena paparan gelombang elektromagnetik dengan kadar paling rendah.

Sedangkan, 24,2% wanita hamil yang terkena paparan gelombang elektromagnetik dengan kadar lebih besar, risiko keguguran meningkat sampai 3 kali lipat. Dengan hasil penelitian tersebut, dapat membuktikan bahwa radiasi non-ionisasi dapat memengaruhi kehamilan.

Meski demikian, hasil penelitian ini belum secara spesifik merujuk pada elektromagnetik atau radiasi yang dihasilkan oleh ponsel. Hal ini karena radiasi non-ionisasi dapat dihasilkan oleh jaringan nirkabel (wireless network), microwave, dan beberapa alat elektronik lainnya.

Menanggapi hal tersebut, peneliti dari bagian ilmu kesehatan masyarakat UC Berkeley yang pernah melakukan penelitian serupa memiliki pandangan sendiri. Ada kemungkinan wanita hamil yang mengalami keguguran sudah pernah terpapar oleh radiasi dari frekuensi radio sebagai faktor risiko dari terjadinya keguguran.

Menurut peneliti di bagian obstetrik dan ginekologi di George Washington University, faktor eksternal lainnya tetap harus dipertimbangkan pengaruhnya terhadap kesuburan, reproduksi, dan keguguran, misalnya polusi dan paparan zat kimia yang dialami oleh seorang wanita.

Kualitas dan kerusakan jaringan pada janin selama kehamilan dapat dipengaruhi banyak faktor. Pada umumnya, keguguran disebabkan oleh faktor genetik, tetapi faktor eksternal atau lingkungan juga berperan penting dan perlu dipertimbangkan, yaitu seperti riwayat merokok, riwayat keguguran sebelumnya, faktor usia, bahkan faktor ras.

Dengan masih minimnya penelitian yang dilakukan, memang masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan bahwa radiasi ponsel dapat secara langsung meningkatkan risiko terjadinya keguguran atau gangguan pada proses kehamilan.

Banyak peneliti yang belum memahami secara jelas mekanisme bagaimana radiasi non-ionisasi dapat memengaruhi kesehatan manusia. Di sisi lain, jenis radiasi ionisasi sudah lebih jelas diketahui dapat memengaruhi sel tubuh dan meningkatkan risiko kanker.

Meskipun begitu, para ibu hamil sebaiknya tetap berupaya menjaga kehamilan dengan kontrol kehamilan secara rutin. Konsumsilah makanan ber gizi, cukup istirahat, dan menghindari segala faktor yang dapat menyebabkan keguguran atau membahayakan kehamilan, termasuk radiasi ponsel.(NP/RVS/klikdokter/www.jpnn.com)