Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Visi Misi Capres Bertajuk Indonesia Menang, Isi Pidato Lengkap Prabowo Subianto

Pidato Lengkap Prabowo Subianto Mengenai Visi Misi Capres Bertajuk Indonesia Menang

JAKARTA - Berikut ini pidato lengkap Prabowo Subianto saat menyampaikan visi dan misi sebagai calon presiden (capres) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan, Senin (14/1/2018) malam.

Pidato kebangsaan berdurasi sekitar 1 jam 24 menit itu dimulai pukul 19.30 WIB.

Acara ini dihadiri oleh para pimpinan partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur.
Ada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al-Jufry, dan Presiden PKS Mohammad Sohibul Iman.

Ada pula Ketua Umum PAN Zulkifli Hassan dan politisi Partai Berkarya, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto.

Calon wakil presiden Sandiaga Uno turut mendampingi Prabowo di atas panggung.

Hadir pula Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Ketua Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.

"Saya dan Saudara  Sandiaga Salahuddin Uno mengucapkan terima kasih bahwa pada malam hari ini saudara-saudara telah meluangkan waktu untuk datang mendengarkan dan menyaksikan kami menyampaikan apa yang menjadi visi dan misi kami, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno," ujar Prabowo saat membacakan pidatonya.

Dia tak lupa menyebutkan sejumlah tokoh bangsa yang hadir di dalam acara tersebut.

Berikut isi lengkap pidato kebangsaan Prabowo Subianto yang kami bagi dalam dua bagian:

Bismillahirahmanirahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Syalom. Om swasti astu. Namo Buddhaya. Selamat malam saudara-saudara sekalian.

Yang saya hormati tokoh-tokoh bangsa yang hadir malam hari ini. Mentor saya, senior saya, guru saya, presiden Republik Indonesia yang keenam, Jenderal TNI Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono.

Yang saya hormati Bapak Reformasi, mentor saya juga, guru saya juga, Prof Dr H Muhammad Amien Rais. Ketua MPR RI, Ketua PAN Dr Zulkifli Hasan. Ketua Dewan Syuro Partai PKS Partai Keadilan Sejahtera, Ustaz Salim Segaf Al Jufri yang saya hormati. Ketua Umum PKS Dr Muhammad Sohibul Iman.

Yang mewakili Partai Berkarya, Ibu Siti Hariadi Soeharto. Para ulama besar, para kiai, para pimpinan umat, para pemuka agama, tokoh masyarakat, tokoh-tokoh bangsa, yang saya hormati dan yang saya banggakan.

Para anggota DPR RI, DPD RI, DPRD-DPRD RI yang hadir malam hari ini sebagai wakil rakyat. Para duta besar dan perwakilan negara-negara sahabat yang berkenan memberi kehormatan kepada kita malam hari ini. Dan terutama saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, di mana pun engkau berada pada malam hari ini.

Saya dan Saudara Sandiaga Salahuddin Uno mengucapkan terima kasih bahwa pada malam hari ini saudara-saudara telah meluangkan waktu untuk datang mendengarkan dan menyaksikan kami menyampaikan apa yang menjadi visi dan misi kami, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.

Saya ingin membuka pidato saya malam hari ini dengan membacakan sebuah sajak. Sajak yang dapat menggambarkan mengapa kita berkumpul di malam hari ini, di tempat yang baik ini. Saya kutip, sajak ini diketemukan di kantong baju seorang perwira muda yang gugur dalam pertempuran di Banten pada tahun 1946.

Saya kutip: Kita tidak sendirian/beribu-ribu orang bergantung kepada kita/Rakyat yang tak pernah kita kenal/Rakyat yang mungkin tak akan pernah kita kenal/Tetapi apa yang kita lakukan sekarang/Akan menentukan apa yang terjadi kepada mereka.

Saudara-saudara sekalian, malam ini, ribuan sahabat-sahabat dan pendukung kita berkumpul di tempat yang baik ini. Dan juga mungkin puluhan juta rakyat kita terhubung ke ruangan ini dengan teknologi komunikasi karena 92 malam lagi kita akan bersama-sama menentukan masa depan bangsa Indonesia.

Karena sesungguhnya pemilihan umum ini bukan pemilihan umumnya Prabowo Subianto, bukan pemilihan umumnya Sandiaga Uno, tetapi adalah pemilihan umum bagi seluruh bangsa Indonesia. Karena itu, kemenangan yang dapat kita rebut pada tanggal 17 April 2019 yang akan datang bukan kemenangan Prabowo, bukan kemenangan Sandiaga Uno, tapi kemenangan bangsa dan rakyat Indonesia.

Atas dasar keyakinan ini, kami ingin agar seluruh masyarakat Indonesia mengerti betul apa yang akan kami perjuangkan selama lima tahun mendatang. Jika kami dan partai-partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur mendapat mandat dari rakyat pada pemilihan umum 17 April 2019 yang akan datang.

Kami juga ingin menyampaikan kepada saudara apa-apa yang menjadi kegusaran kami. Apa-apa yang mendorong kami untuk terus berjuang dan terus berada di dalam kancah politik. Dan menawarkan diri kami untuk memimpin dan membela Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Saudara-saudara sekalian, beberapa waktu yang lalu, saya mendapat laporan. Seorang buruh tani, seorang bapak, seorang kepala keluarga, namanya Hardi di Desa Tawangharjo, Grobogan, Jawa Tengah, meninggal dunia karena gantung diri di pohon jati di belakang rumahnya. Almarhum gantung diri meninggalkan istri dan anak karena merasa tidak sanggup membayar utang. Karena beban ekonomi dirasa terlalu berat.

Selama beberapa tahun terakhir ini, saya mendapat laporan ada belasan cerita tragis seperti Hardi ini. Ada kisah seorang guru di Pekalongan gantung diri. Terakhir tanggal 4 Januari yang lalu, Ibu Sudarsih di Desa Watusigar Gunungkidul gantung diri. Ini kisah-kisah yang masuk berita, yang tidak masuk berita mungkin lebih banyak lagi.

Saya juga baru datang dari Klaten. Di situ petani-petani beras bersedih, karena saat mereka panen beberapa bulan yang lalu, banjir beras dari luar negeri. Saya juga baru-baru ini juga dari Jawa Timur, di sana banyak petani tebu yang bersedih karena saat mereka panen, banjir gula dari luar negeri.

Sementara itu banyak emak-emak kita, di mana-mana mengeluh harga-harga sudah tidak terkendali dan tidak terjangkau. Harga telur, harga daging, harga beras, sudah sangat berat dirasakan oleh rakyat kita. Bagaimana bisa, di republik ini harga gula tiga kali lebih mahal dari harga dunia.

Saudara-saudara sekalian, pada saat petani garam juga mengalami kesulitan, banjir garam dari luar negeri. Saudara-saudara, kita impor semua bahan-bahan pangan yang mampu diproduksi oleh rakyat kita sendiri. Saudara-saudara, kadang-kadang kita heran apakah ada pemerintah yang seperti sekarang seolah-olah membiarkan rakyatnya sendiri. Tidak dibela, saudara-saudara sekalian.

Inikah negara yang kita cita-citakan dan diperjuangkan oleh para pendiri bangsa kita? Inikah yang dicita-citakan oleh Bung Karno, oleh Bung Hatta, Bung Syahrir, Panglima Besar Jenderal Soedirman, KH Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan, KH Wahid Hasyim, KH Agus Salim, Bung Tomo, I Gusti Ngurah Rai, Mayor Daan Mogot, Wolter Monginsidi?

Negara yang sekarang begitu banyak rumah sakit menolak pasien karena BPJS belum mendapat bayaran sekian bulan. Yang rumah sakitnya terpaksa juga mengurangi pelayanan kepada rakyat yang paling membutuhkannya. Negara yang satu dari tiga anak di bawah 5 tahun mengalami gagal tumbuh karena kurang protein, kurang gizi. Karena ibunya juga kurang protein dan kurang gizi selama masa mengandung.

Saudara-saudaraku sekalian, apakah kita mau terus seperti ini. Menjadi bangsa yang kalah sebelum keluar dari kandungan ibu. Negara yang terus menambah utang untuk membayar utang. Banyak negara meminjam uang, berutang tapi mereka utang untuk produksi. Kalau 1 dolar di Republik Rakyat Tiongkok, setelah 10 tahun mereka pinjam, jadi 14 dolar. Di Vietnam 1 dolar dipinjam selama 10 tahun menjadi 14 dolar. Di Indonesia, setelah 10 tahun jadi 3 atau 4 dolar.

Saudara-saudara sekalian, apakah ini negara yang kita inginkan. Negara yang bayar utang untuk bayar gaji pegawai negerinya. Negara yang membiarkan BUMN-BUMN kita yang kita banggakan, Pertamina, Garuda, pembawa bendera Indonesia, yang lahir dalam perang kemerdekaan kita, the flag carrier of Republic of Indonesia, sekarang, sekarang, dalam keadaan yang kalau bisa dibilang, ya, bangkrut.

Pertamina, penopang, perusahaan yang menopang pembangunan Indonesia selama dasawarsa-dasawarsa yang lalu, kebanggaan kita semua, panutan negara-negara berkembang, mereka belajar dari kita, sekarang juga dalam keadaan sulit. PLN, Krakatau Steel, kebanggaan kita, dulu dibangun oleh Bung Karno, diselesaikan oleh Pak Harto, sekarang juga utangnya mengerikan. Saudara-saudara, kalau ada BUMN yang untung, untungnya pun tak seberapa.

Negara, di mana ada warga negaranya, ada anak-anak yang tinggal hanya 5 jam dari Istana Negara, tidak mampu berangkat sekolah karena 2 hari belum makan. Negara yang beberapa waktu lalu panik, karena puluhan anak-anak di Kabupaten Asmat meninggal dunia karena kelaparan. Dan pejabat-pejabat pemerintahnya tidak hadir untuk membantu mereka.

Inilah keadaan dan kondisi yang saya sebut kejanggalan besar. Paradoks Indonesia, negara yang kaya rakyatnya masih banyak yang telantar dan miskin. Kalau kita tidak hati-hati, kalau kita tidak waspada, kalau kita tidak berubah, kalau kita tidak bertindak dengan segera, dan dengan berani, situasi ini akan terus berlanjut ke arah yang lebih buruk lagi.

Kami, saya bersama Sandiaga Uno, didukung oleh partai-partai Koalisi Indonesia Adil Makmur. Didukung oleh pejuang-pejuang, para purnawirawan pejuang yang begitu banyak telah mengabdi. Didukung oleh tokoh-tokoh pekerja buruh. Didukung oleh ulama-ulama besar. Didukung oleh emak-emak Indonesia. Didukung oleh guru-guru, dokter-dokter, perawat-perawat, bidan- bidan, nelayan-nelayan, petani-petani, di seluruh Indonesia.

Kami maju, kami maju, kami menawarkan diri mengabdi berbakti karena kami percaya dan yakin hal ini tidak boleh terjadi dalam negara yang sudah merdeka. Dalam negara yang begini kaya. Negara yang sudah 73 tahun merdeka. Kalau ada rakyat yang lapar, kalau ada rakyat yang menggantung diri karena putus asa, ini adalah penghinaan kepada pendiri-pendiri bangsa kita. Dan saya katakan ini adalah penghinaan kepada rakyat Indonesia.

Saudara-saudara sekalian, ada, ada yang mengatakan jangan pesimis harus optimis. Indonesia, Indonesia katanya akan bertahan 1.000 tahun lagi. Saudara, saudara, saya bertanya, apakah negara yang tidak mampu membayar rumah sakit, tidak mampu menjamin makan untuk rakyatnya, tidak membela petani nelayan dan pekerjanya, yang tentaranya tidak kuat, bisa bertahan 1.000 tahun? Jangan-jangan 10 tahun saja sudah setengah mati kita.

Apakah negara yang cadangan bahan bakarnya hanya bisa bertahan 20 hari, cadangan berasnya juga hanya bisa bertahan 3 minggu. Saudara-saudara, apakah ini negara yang kuat? Apa ini negara yang bisa langgeng? 
Saudara-saudara sekalian, bahkan, bahkan menteri pertahanan pemerintah yang sekarang saja mengatakan kalau Indonesia terpaksa perang hari ini, kita hanya bisa bertahan 3 hari. Karena peluru hanya 3 hari yang ada.

Bukan saya yang sampaikan itu. Menteri pertahanan Republik Indonesia dari pemerintahan sekarang sendiri yang mengatakan. Karena beliau juga seorang patriot. Beliau ingin hal ini diketahui oleh rakyat Indonesia.

Saudara-saudara sekalian, kita harus ingat persaingan antara bangsa itu begitu keras, begitu keras. Sejarah peradaban manusia ribuan tahun itu keras. Tiap bangsa punya masalahnya sendiri. Tiap bangsa punya orang miskin. Tiap bangsa butuh sumber alam. Tiap-tiap bangsa punya kesulitan-kesulitan mereka sendiri.

Jangan kita pernah mengira bahwa kita boleh tergantung kepada bangsa lain. Jangan pernah kita berharap bangsa lain akan baik hati sama kita, akan kasihan sama kita, saudara-saudara sekalian. Kita mengenal rumus yang terkenal dari seorang ahli sejarah Yunani yang hidup 50 tahun Sebelum Masehi, yaitu Thucydides.

Hukum Thucydides bunyinya adalah dalam bahasa Inggris "the strong will do what they can, the weak suffer what they must". Dalam bahasa Indonesia artinya adalah "yang kuat akan berbuat apa yang dia mampu berbuat, yang lemah akan menderita apa yang dia harus menderita". Ini pelajaran yang diajarkan di semua lembaga kajian strategis di seluruh dunia.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air. Indonesia harus kuat. Indonesia harus kokoh. Indonesia harus bisa berdiri di atas kaki kita sendiri. Saya telah sampaikan mengapa saya dan Sandiaga Salahuddin Uno dan partai-partai yang mengusung dan mendukung kami maju dalam pemilihan umum tahun ini.

Saya selanjutnya akan menyampaikan apa yang akan kami lakukan. Strategi apa yang kami akan gunakan jika kami mendapat mandat untuk memimpin Indonesia lima tahun ke depan. Saya juga akan menyampaikan harapan kami, apa yang kami harapkan dari seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan bersama, apa-apa yang menjadi cita-cita kita bersama.

Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, di mana pun engkau berada malam hari ini. Apa yang harus kita lakukan dan apa yang akan kita lakukan bersama jika kita mendapat mandat. Adalah reorientasi pembangunan dan pengelolaan republik Indonesia. Reorientasi adalah untuk merubah arah dari arah yang tidak benar ke arah yang benar, yang membela kepentingan bangsa Indonesia.

Reorientasi pembangunan dan pengelolaan Republik Indonesia diperlukan karena bangsa yang kokoh hanya bisa diwujudkan jika negara tersebut pertama, swasembada pangan. Kita harus mampu untuk mengatur sehingga rakyat kita bisa produksi pangannya sendiri. Dan seluruh bangsa Indonesia bisa makan dengan baik di seluruh nusantara. Tidak ada yang boleh kelaparan di Republik Indonesia yang kita cintai ini.

Yang kedua, negara hanya bisa kokoh kalau kita swasembada energi, swasembada bahan bakar. Kita harus bisa menghasilkan bakan bakar energi dari dalam negeri sendiri. Padahal saudara-saudara sekalian, padahal pemerintah sendiri meramalkan tidak lama lagi kita harus impor 100 persen bahan bakar minyak kalau tidak ada tindakan-tindakan dan program-program yang kita lakukan sedini mungkin, sesegera mungkin.

Yang ketiga, kita harus swasembada air bersih. PBB, Perserikatan Bangsa-bangsa meramalkan, bahwa dalam 2025 seluruh bumi akan mengalami krisis air. Sekarang saja di nusantara ini, sudah banyak daerah kita yang kesulitan air bersih. Di Sragen, di Sragen, 1 jam dari Kota Solo, rakyat kesulitan air. Mereka menyampaikan kepada saya, "Pak (ya, tim kita di situ) nggak usah kirim kaos, nggak usah kirim baliho, nggak usah kirim spanduk, tolong kirim tangki-tangki air."

Yang keempat, negara yang kokoh harus memiliki lembaga-lembaga pemerintahan yang kuat. Yang bersih dan berintegritas. Kita perlu hakim-hakim yang unggul dan jujur. Kita perlu jaksa-jaksa yang unggul dan jujur. Kita perlu polisi-polisi yang unggul dan jujur. Kita perlu intelijen yang unggul dan setia kepada bangsa dan rakyat.

Intelijen itu ngintelin musuh negara jangan intelin, jangan intelin mantan Presiden Republik Indonesia. Jangan intelin mantan Ketua MPR RI. Jangan intelin anaknya proklamator kita. Jangan intelin mantan Panglima TNI. Jangan intelin ulama- ulama besar. Kalau mau intelin mantan Pangkostrad gapapa.

Yang kelima, negara yang kokoh membutuhkan angkatan perang yang unggul. Tentara yang kuat tapi tentara rakyat yang setia kepada rakyat dan bangsa Indonesia. Tentara yang tidak akan kalah dari tentara-tentara terbaik di dunia. Bukan karena kita mau gagah-gagahan, tidak. Kita ingin bersahabat dengan semua negara.

Kami menganut, pemerintah kami akan menganut, kami akan teruskan contoh pendahulu senior kami yang telah berhasil memimpin negara ini, 10 tahun. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajarkan kepada kami "seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak." Tapi kalau kita lemah biasanya kita diinjak-injak, saudara-saudara.

Saudara-saudaraku, visi misi kami, kami beri nama Visi Misi Indonesia Menang. Indonesia harus menang. Kita tidak boleh menjadi bangsa kalah. Kita tidak boleh menjadi bangsa yang minta-minta. Kita tidak mau menjadi bangsa yang utang-utang-utang terus. Kita tidak mau jadi bangsa yang tidak mampu membela rakyatnya sendiri.

Untuk mewujudkan Indonesia Menang, kita akan menjalankan strategi khusus yang saya beri nama Strategi Dorongan Besar. Kita tidak mau kerja dan tidak boleh bekerja dan tidak bisa bekerja setengah-setengah. Kita harus bekerja dengan keras. Strategi ini harus dapat mewujudkan tadi yang kita sebut: swasembada pangan, swasembada energi, swasembada air bersih, membangun lembaga-lembaga pemerintah yang kuat, dan memiliki pertahanan yang kokoh, yang bisa melindungi segenap tumpah darah Indonesia.

Untuk dapat mencapai itu semua, kami menggariskan Lima Fokus Utama Program Kerja Nasional. Lima fokus solusi pemecahan persoalan bangsa. Yang pertama adalah mewujudkan ekonomi yang mengutamakan rakyat. Ekonomi untuk rakyat bukan rakyat untuk ekonomi. Ekonomi yang mengutamakan rakyat harus ekonomi yang adil. Ekonomi yang bisa memberi kesejahteraan, kemakmuran kepada seluruh rakyat Indonesia. Bukan segelintir orang saja.

Ekonomi kita juga setelah memakmurkan semua orang Indonesia tapi kita juga harus menjaga lingkungan kita. Kita harus jaga sungai-sungai kita, pantai-pantai kita, hutan-hutan kita. Saudara-saudara sekalian, tanah air kita harus bisa digunakan oleh anak-anak kita, cucu-cucu kita, dan bahkan cicit-cicit kita, puluhan generasi ke depan.

Dalam hal ini, kami juga bertekad dan kami yakin kami mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk rakyat kita. Dan kita yakin kita dapat meningkatkan daya beli rakyat, daya beli masyarakat. Kita harus hentikan mengalirnya uang bangsa Indonesia ke luar negeri. Kita harus bekerja supaya uang itu mengalir di negara Republik Indonesia.

Kalau rakyat punya uang, roda ekonomi akan berputar. Pabrik-pabrik akan berjalan. Warung-warung Tegal akan semarak. Semua akan menikmati roda ekonomi yang dinamis. Sekali lagi, ekonomi harus untuk seluruh rakyat Indonesia, bukan untuk segelintir orang Indonesia.

Kita pernah, tidak berapa lama yang lalu, kita pernah berhasil membikin pesawat terbang, helikopter, produk-produk canggih berteknologi tinggi. Saya bertanya, mampu atau tidak kita teruskan apa yang dulu pernah kita berhasil lakukan. Saya yakin, kalian juga akan setuju dengan saya. Saya yakin, kita mampu.

Kita harus bikin mobil. Kita harus bikin mobil benar-benar produk Indonesia. Jangan mobil etok-etok. Ini di luar teks. Kita harus mampu bikin kapal-kapal niaga, kapal-kapal angkut, kereta api. Saudara-saudara sekalian, apakah kita mampu? Kita mampu dan kita harus dan kita akan lakukan hal itu.

Sekarang, sekarang, banyak pakar-pakar mengatakan di Indonesia ini, kalau negara lain bangkit. Republik Rakyat Tiongkok berhasil menghilangkan kemiskinan. Dalam 40 tahun, mereka menghilangkan kemiskinan. Vietnam bangkit. Thailand bangkit. Filipina bangkit. India bangkit. Tapi, tapi, tapi, tapi, para pakar mengatakan di Indonesia sedang terjadi deindustrialisasi. Bukan industrialisasi, deindustrialisasi. Ini akan kita rubah. Kita akan meneruskan industrialisasi di Republik Indonesia.

Sebagai, sebagai pejuang saya selalu mengajarkan, menganjurkan kita harus belajar dari bangsa-bangsa yang lebih berhasil dari kita. Mari kita belajar dari Tiongkok, kita belajar dari India, kita belajar dari Vietnam, kita belajar dari Korea Selatan. Kita belajar dari negara-negara yang berhasil. Jangan kita puas dengan kelakuan-kelakuan elit kita sendiri di sini.

Saudara-saudara, kita harus tetap terbuka kepada sahabat-sahabat kita di luar negeri. Tapi kita juga akan pastikan perusahaan-perusahaan kebanggaan kita, Krakatau Steel, Pertamina, Garuda, PLN, PGN, PTPN-PTPN tidak boleh hancur. Tidak boleh rugi. Kita akan terbuka kepada bangsa lain. Kita ingin belajar dari bangsa lain. Kita ingin bersahabat dengan bangsa lain. Kita ingin bermitra kepada bangsa lain. Tapi kita tidak boleh lagi berada di piramida yang paling bawah.

Kami, kita, saudara-saudara sekalian juga menginginkan anak-anak Indonesia menjadi pilot, menjadi ahli hukum, menjadi dokter, menjadi pengusaha. Kita, ibu-ibu, emak-emak, bapak-bapak, di mana pun, kalian bermimpi, kalian berdoa, bahwa anakmu hidup lebih baik dari kamu. Betul atau tidak?

Saya yakin, saya yakin, tiap malam emak-emak sebelum tidur yang dipikirkan, yang dipikirkan adalah anak-anakmu. Yang dipikirkan emak-emak adalah anak-anaknya. Yang dipikirkan bapak-bapak adalah bisa bayar utang atau tidak.

Saudara-saudara sekalian, semua pekerjaan yang halal adalah mulia. Tetapi anaknya orang miskin harus punya kesempatan untuk menjadi dokter. Kalau perlu menjadi jenderal sekalipun.

Kami akan berjuang untuk menghentikan kebocoran uang ke luar negeri. Dengan menerapkan kebijakan-kebijakan yang tepat dan adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Kita ingin, kita ingin, para pengusaha kita juga berhasil. Kita akan menjaga iklim usaha untuk para pengusaha kita. Tapi, tapi, para pengusaha kita harus kerjasama dengan kita.

Kita harus bekerja dan berjuang untuk para pekerja, para petani, para nelayan, orang-orang yang berada di lapisan bawah. Kami akan terus berdayakan dan beri insentif kepada usaha menengah dan kecil. Kami akan pastikan setiap desa di Indonesia menerima dana desa Rp 1 miliar per desa per tahun. Itu perjuangan kami dulu. Dan harus langsung ke desa, ndak usah dipotong-potong di mana-mana lagi.

Dan para pimpinan di pedesaan harus diberdayakan, harus dibantu, jangan diintimidasi. Jangan ditakut-takuti, jangan diperas. Kami akan berikan subsidi dan program bantuan sosial untuk lapis terbawah yang membutuhkan. Untuk memastikan semua warga Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pokoknya.

Kami akan membangun infrastruktur yang tepat sasaran. Yang bermanfaat bagi semua golongan masyarakat. Dan kami tidak akan mengizinkan, penggelembungan proyek-proyek dan nilai-nilai proyek tersebut. Proyek infrastruktur tidak boleh jadi bancakan kelompok-kelompok tertentu, Saudara.

Kami akan pastikan bahwa utang pemerintah tidak terus membengkak. Apalagi membahayakan keadaan keuangan negara. Kami akan ubah jutaan hektar hutan yang sudah rusak menjadi hutan produktif. Untuk produksi pangan dan energi, yang saya sebut tadi.

Saudara-saudara sekalian. Dengan hutan yang rusak kita ubah jadi hutan produktif, produksi pangan dan energi kita mampu swasembada pangan dan swasembada bahan bakar, Saudara-saudara. Dan, dan, membuka lapangan pekerjaan untuk rakyat kita. Kami mempunyai cita-cita insyaallah akan membangun bank tani dan nelayan untuk membantu petani dan nelayan kita mendapat akses terhadap modal dan teknologi.

Bagi saudara-saudara yang bertaruh nyawa di jalanan, sebagai pekerja angkutan, kami akan memberi kepastian hukum. Untuk para pengemudi ojol, pengemudi taksi, pengemudi bus dengan taraf, dengan tarif minimal yang menguntungkan baik pengusaha maupun para pekerja.

Kita juga akan bekerja, akan berjuang, agar semua prajurit TNI, semua anggota kepolisian dan petugas-petugas pemerintah di daerah-daerah terpencil, di daerah-daerah yang susah, diperhatikan kehidupan dan penghasilan 
mereka. Kita berniat memperbaiki gaji hakim, jaksa, polisi. Bila, bila perlu, bila perlu, berlipat-lipat gaji mereka. Karena hakim, jaksa, dan polisi yang baik itu sangat vital bagi pemerintah Republik Indonesia.

Fokus kedua adalah meningkatkan kesejahteraan hidup dan keadilan sosial. Kami akan perangi kemiskinan, kami akan perangi kemiskinan sampai ke akar-akarnya. Kita akan tingkatkan layanan kesehatan dan tingkatkan kualitas pendidikan. Pekerja-pekerja di bidang kesehatan dan pendidikan harus dihormati kualitas hidupnya.

Gaji-gaji mereka harus kita perbaiki. Guru-guru kita, termasuk dan terutama guru-guru honorer, harus kita perbaiki kemampuan profesionalnya dan juga kualitas hidupnya.  Dengan program-program sosial yang tepat, kita harus menyiapkan beasiswa untuk siswa-siswa terbaik kita. Untuk atlet-atlet terbaik kita. Juga untuk santri-santri kita. Juga untuk, untuk, golongan disabilitas.

Kami yakin dengan bantuan-bantuan yang terarah ini, targeted affirmative action. Kita akan mengurangi jarak antara orang kaya dan orang miskin di Republik Indonesia. Kami akan perbaiki tata kelola BPJS di Indonesia dan jaringan sosial lainnya untuk mencegah defisit dan meningkatkan layanan kesehatan yang berkualitas.

Dokter-dokter kita harus dapat, harus dapat, penghasilan yang layak. Sekarang banyak dokter-dokter kita gajinya lebih kecil dari tukang jaga parkir mobil. Kami juga harus perkuat program Keluarga Berencana agar Indonesia terhindar dari ancaman ledakan penduduk sehingga kita tidak jalan di tempat. Saudara-saudara sekalian, kami akan berjuang untuk menyediakan susu gratis untuk semua anak-anak sekolah Indonesia.

Tidak boleh, tidak boleh ada anak Indonesia yang kurang makan, yang lapar, yang miskin. Saya ulangi, tidak boleh ada satu anak Indonesia yang kurang makan dan kelaparan di republik kita. Sasaran kami kita harus setara dengan prestasi tetangga-tetangga kita.

Untuk kaum disabilitas, kami akan bangun infrastruktur yang ramah bagi penyandang disabilitas dan menjamin lapangan kerja yang tepat dan terhormat bagi mereka. Kami akan perbaiki kualitas sekolah-sekolah kita, politeknik-politeknik kita, sekolah-sekolah kejuruan kita, universitas-universitas kita, dan juga pesantren-pesantren kita. Dan juga madrasah-madrasah kita. Dan tidak hanya untuk golongan Islam, untuk semua agama di republik ini, kita akan bantu.

Koalisi Indonesia Adil Makmur. Kami sumpahnya, kami perjuangannya adalah aman untuk semua, adil untuk semua, makmur untuk semua.

Kami, kami, juga akan, kami juga akan membangun sebuah lembaga tabung haji. Untuk mengelola calon-calon haji dan umrah kita. Dan meringankan beban mereka yang ingin menunaikan ibadah haji dan umrah. Kami ingin negosiasi dengan pemerintah Arab Saudi untuk membangun gedung-gedung, asrama-asrama, milik Indonesia sendiri. Sehingga kebutuhan biaya naik haji dan umrah akan terjangkau oleh seluruh rakyat Indonesia.

Fokus ketiga, adalah memastikan dan meyakinkan bahwa keadilan dan hukum dan demokrasi dijalankan sebaik-baiknya. Untuk menjamin demokrasi, kami akan menjamin semua hak-hak yang dijamin dalam undang-undang dasar kita. Terutama kemerdekaan berserikat dan mengeluarkan pendapat. Serta kebebasan pers.

Kita akan hentikan ancaman persekusi terhadap individu, organisasi, yang bisa saja berseberangan pendapat dengan pemerintah. Kita akan menerima kritik sebagai upaya mengendalikan diri agar kita tidak salah jalan. Bagi kami, kritik adalah justru mengamankan jalannya pemerintah Republik Indonesia. Karena bagi kami pemerintah Republik Indonesia harus melayani kepentingan rakyat.

Tidak boleh pemerintah mengakal-akali rakyatnya sendiri. Kami akan pastikan bahwa semua pemuka agama, dari semua agama, terutama ulama-ulama kita dihormati. Dan bebas dari ancaman persekusi dan kriminalisasi. Ini menjadi sangat penting karena dalam bangsa Indonesia, dalam sejarah kita, peran ulama sangat-sangat berjasa dalam perjuangan kemerdekaan kita.

Saudara-saudara sekalian, proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia memang dikumandangkan di Jakarta, 17 Agustus 1945. Tapi, tapi kemerdekaan kita diuji, diuji, ditantang di Jawa Timur. Yang puncaknya adalah ditolaknya ultimatum asing oleh rakyat Jawa Timur dan rakyat Indonesia yang ada di Surabaya. Pertempuran Surabaya, Oktober, November, 1945 didukung oleh Resolusi Jihad para ulama-ulama besar.

Dan saya katakan kepada kalian, Pak SBY, saya, kami prajurit TNI dulu waktu muda, kami diangkat sumpah untuk membela Pancasila dan Undang-undang Dasar '45. Waktu kami, waktu Pak Djoko Santoso, kami di asrama, kami hidup dengan semua suku, dengan semua agama. Komandan kami pernah orang Katolik, pernah orang Kristen, pernah orang Hindu, tidak ada masalah. Tidak mungkin Pak SBY, tidak mungkin Djoko Santoso, tidak mungkin saya, akan mau untuk mengancam atau tidak melindungi minoritas-minoritas lain.

Islam di Indonesia adalah rahmatan lil alamin. Melindungi semuanya, saudara-saudara sekalian. Jadi janganlah coba-coba stigmatisasi satu kaum atau satu kelompok, saudara-saudara. Saudara-saudara sekalian, tulung, ini penting bagi semua kalangan, ya. Kalau dengar takbir, kalau dengar Allahu Akbar, jangan ada yang persoalkan,

itu bukan mengancam siapa-siapa. Itu memuliakan Tuhan yang kita cintai. Tuhan Maha Besar. Di semua agama juga ada begitu. Silakan, saudara yang Nasrani silakan haleluya, silakan. Saya tidak tahu di Hindu atau 
Buddha. Jadi saudara-saudara, bangsa kita kalau religius tidak berarti kita ekstrem atau fanatik.

Kami juga akan pastikan tidak boleh ada organisasi yang sudah taat kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, yang terus menerus distigma dan dihakimi tanpa pengadilan. Kami akan pastikan hukum di negeri ini tidak pandang bulu dan tidak tebang pilih. Keadilan harus untuk semua. Bukan hanya untuk mereka yang kuat dan punya uang. 

Untuk memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya, kami akan perkuat KPK, kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman. Kami akan pastikan tidak akan ada intervensi dan politisasi penegakan hukum. Dan pemberantasan korupsi di Tanah Air, kami juga akan tingkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara dari pusat sampai daerah.

Fokus keempat adalah menjadikan Indonesia sebagai rumah yang aman untuk seluruh rakyat Indonesia. Keamanan nasional dan kedaulatan NKRI adalah prasyarat untuk pembangunan, kemajuan, dan kemakmuran. Untuk itu, kami akan pastikan TNI akan menjadi angkatan pertahanan yang kuat dan dihormati oleh dunia lain. Sekali lagi, tentara yang kuat bukan menakut-nakuti orang lain. Tentara yang kuat adalah menjamin kedaulatan bangsa Indonesia.

Kami juga ingin meningkatkan kemampuan kepolisian agar mampu menjadi polisi yang unggul. Yang mampu mengatasi semua bentuk kejahatan-kejahatan baru seperti cyber crime, human trafficking, international drugs, money laundering dan sebagainya.

Kami juga akan tingkatkan kemampuan negara dalam melakukan pencegahan dan deteksi dini penanganan cepat terhadap bencana alam karena kita memang hidupnya di alam yang hidupnya memang penuh dengan ancaman bencana alam.

Saudara-saudara sekalian, yang terakhir fokus kelima adalah penguatan karakter dan kepribadian bangsa. Kami percaya bahwa hal ini penting untuk bisa menghasilkan karakter, watak, dan kepribadian Indonesia Menang, saudara-saudara sekalian. Agar sebuah bangsa dapat merdeka, berdaulat, makmur, dan menang harus melalui proses nation building dan character building, saudara-saudara sekalian.

Karena itu, bersamaan malam hari ini, dengan visi misi Indonesia menang, dan dengan buku "Paradoks Indonesia" kami juga luncurkan buku "Indonesia Menang". Kami ingin menanamkan dan menjalankan sikap-sikap dan filosofi terbaik dari leluhur bangsa Indonesia. Sikap pendekar yang tidak mengenal menyerah.

Sikap Sabdo Pandita Ratu yang selalu tepat ucapan dan tidak akan ingkar janji. Sikap Rame Ing Gawe, Sepi Ing Pamrih yang artinya akan mendahulukan kepentingan yang besar, bukan kepentingan pribadi atau keluarga atau 
golongan. Sikap agar pemimpin bekerja untuk rakyat, agar wong cilik iso gemuyu (orang kecil bisa tertawa -Tribunjateng.com). Sikap percaya kepada kekuatan kita sendiri. Sikap berdiri di atas kaki kita sendiri.

Jangan mau jadi bangsa minta-minta, bangsa berlutut kepada bangsa lain. Bangsa yang tidak membela rakyatnya sendiri, tidak membela petaninya sendiri, tidak membela nelayannya sendiri, tidak membela guru-gurunya, tidak membela dokter-dokter, tidak membela paramedis-paramedisnya. Sikap lebih baik mati daripada dijajah kembali.

Ada dulu pendahulu-pendahulu kita, orangtua kita, yang mengajarkan kepada kita lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negara orang. Tapi kita juga sekarang harus pintar. Kalau ada emas di negeri kita ya harus kita kuasai.

Kita harus wujudkan keamanan untuk semua, keadilan untuk semua, kemakmuran untuk semua. Bukan keamanan hanya untuk orang kaya. Bukan keadilan hanya untuk orang yang bisa bayar. Bukan kemakmuran hanya untuk 1 persen rakyat kita saja.

Seperti apa yang pernah disampaikan Bung Karno proklamator kita, saya harus selipkan di sini, Bung Karno adalah milik kita semua, bukan milik satu golongan. Di sini ada putri proklamator kita. Anak biologis Bung Karno tapi juga anak ideologis Bung Karno.

Jadi luar biasa Koalisi Indonesia Adil Makmur ini. Ada anaknya Bung Karno. Ada anaknya Pak Harto. Ada mantunya Sarwo Edhie, ada cucunya mereka ada di sini, cucunya Sarwo Edhie di sini, yang dulu maaf ya agak berseberangan dengan Bung Karno. Tapi sekarang mereka duduk satu baris.

Ada Amien Rais pemimpin reformasi, bisa duduk dekat Mbak Titiek sekarang ini. Ada Permadi, Permadi pakai pangkat Sersan. Yang suka bikin gaduh dulu. Sekarang sudah bijak tapi tetap hatinya revolusioner.

Saudara-saudara, saya ingin kutip kata-kata Bung Karno pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 1 Juni 1945. Bung Karno mengatakan, "Kita hendak mendirikan suatu negara untuk semua. Bukan buat satu orang. Bukan buat satu golongan. Bukan untuk bangsawan. Bukan untuk orang kaya. Tapi untuk semua."

Beliau lanjut mengatakan, "Negeri ini Republik Indonesia bukan milik satu golongan, bukan milik satu agama, bukan milik satu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat-istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke."

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, ada yang pasti akan bertanya kepada kepada saya dan Pak Sandi dan tim kami.  "Apakah program Bapak ini tidak terlalu ambisius? Apakah Bapak yakin bisa menjalankan semua ini?" Saya jawab, kita harus melakukan hari ini. Karena kita sedang berada dalam lomba melawan waktu.

Setiap tahun lahir 3,5 juta orang Indonesia baru. Dalam 10 tahun lagi, akan ada 35 juta orang Indonesia baru. Jumlah penduduk yang lebih besar dari bangsa Malaysia. Yang 7 kali lebih besar dari Singapura.

Kalau kita tidak melakukan hal-hal yang berarti sekarang, kalau kita tidak berani melakukan transformasi yang besar hari ini, kita bisa terjebak dalam keadaan yang mengkhawatirkan, Indonesia di saat-saat yang akan datang. Bahkan kajian-kajian strategis dari bangsa lain mengatakan mungkin saja Indonesia bubar sebagai sebuah negara.

Kami Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno minta mandat dari rakyat karena kami ingin menjamin hal itu tidak akan terjadi. Kami ingin Republik Indonesia kekal, kuat, aman, adil, dan rakyatnya makmur. Kita tidak boleh istirahat, kita tidak boleh lelah. Kita tidak boleh istirahat sebelum rakyat kita semua aman, adil, dan makmur, saudara-saudara sekalian.

Untuk melaksanakan pekerjaan kita yang besar ini, kami bertekad akan menyusun barisan putra-putri terbaik bangsa Indonesia. The best, the best and the brightest, son and daughters of Indonesia (anak-anak bangsa terbaik dan paling cemerlang -Tribunjateng.com). Kami tidak akan memandang latar belakang politiknya. Kami tidak akan memandang etnis agama. Kami tidak akan melihat warna baju politiknya.

Kalau insyaallah kami mendapat mandat, kami akan mengajak untuk bergabung dalam barisan ini, dalam pemerintahan ini. Dari semua kalangan, bahkan kalau perlu dari partai-partai sekarang yang mungkin berseberangan dengan kita. Saya yakin dalam barisan PDIP banyak patriot-patriot yang hebat. Di dalam barisan Golongan Karya banyak patriot-patriot yang baik.

Dalam partai-partai lain juga begitu banyak orang-orang baik. Kita akan mengajak mereka semua, bekerja untuk rakyat. Jangan melihat ke belakang. Saya minta pendukung kami jangan menghardik, jangan mengejek. Semangat boleh tapi jangan menghina orang lain.

Kami akan memilih putra-putri yang paling cerdas. Tapi juga harus memiliki integritas, hati yang bersih, harus jujur, harus bekerja karena cinta kepada rakyat dan bangsa Indonesia. Kami akan membangun barisan terbaik yang lintas identitas, barisan yang benar-benar bhineka tunggal ika.

Boleh kita berbeda tapi kita satu tujuan. Satu cinta kita kepada bangsa dan rakyat Indonesia. Kita akan bangun barisan yang mampu mewujudkan cita-cita Indonesia Menang.

Saudara-saudara sekalian, inilah pokok-pokok yang akan kami perjuangkan. Insyaallah 17 April 2019 yang akan datang kita akan mendapat mandat dari rakyat Indonesia. Saudara-saudara sekalian, kepercayaan rakyat Indonesia yang insyaallah kita akan terima sehingga kita akan melakukan pekerjaan besar tetapi kita akan menghormati prestasi-prestasi pendahulu kita.

Kita akan melanjutkan apa yang sudah kita bangun karena hari ini adalah akibat dari hari kemarin dan hari esok adalah akibat hari ini. Jadi saudara-saudara, saya akan mengamankan dan melanjutkan hasil-hasil Bung Karno. Hasil-hasil Presiden Soekarno. Prestasi dan hasil-hasil Abdurrahman Wahid. Hasil-hasil Presiden Ibu Megawati. Hasil-hasil Presiden Habibie. Kelupaan sedikit. Prestasi dan hasil-hasil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dan, Saudara-saudara, bahkan hasil-hasil Presiden Joko Widodo itu sendiri. Saudara-saudara, saya minta, saya minta kearifan dan kebesaran hati Saudara-saudara sekalian. Jangan kita terbawa emosi kita. Kita harus akui, Presiden Jokowi dan pemerintah ini juga banyak hasil bagi rakyat kita.

Saudara-saudara, kami butuh dukungan Saudara-saudara. Kami butuh kepercayaan saudara-saudara sehingga kita bisa bersama-sama mewujudkan cita-cita kita semua. Dalam agama Islam, dalam kitab suci Alquran Surat Ar Ra'd ayat 11, Allah SWT menyampaikan kepada kita bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum manakala kaum itu tidak mau mengubah nasibnya sendiri.

Saudara-saudara sekalian, saya dan Sandiaga Salah Uno, kami, kami manusia biasa. Kami ingin menjadi alat, Saudara-saudara sekalian, alat seluruh rakyat Indonesia. Bersama-sama kita akan mencapai apa yang kita cita-citakan.

Saya ucapkan terima kasih kepada saudara-saudara sekalian yang telah mengorbankan waktu untuk mendengarkan dan menyaksikan paparan visi dan misi kita. Kepada saudara-saudara yang belum mendukung kami, setelah mendengar visi dan misi kami, mudah-mudahan saudara bergabung dengan perjuangan kami.

Tapi kalau Saudara-saudara masih tidak percaya kepada kami, kami siap berdialog dengan saudara- 
saudara sekalian. Kami siap untuk meyakinkan saudara-saudara sekalian.

Tapi saya katakan di sini, kalau nanti saya dipilih bersama Sandiaga Uno dengan Koalisi Adil Makmur, kami akan bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia. Termasuk kepada mereka yang belum percaya kepada kami.

Terakhir, sebagai penutup, saya sebagai mantan prajurit, saya mau tutup pidato ini dengan menyampaikan pesan khusus kepada adik-adik saya, para perwira. Para perwira yang masih aktif. Para pejabat di TNI, Polri dan intelijen yang saat ini bertugas di seluruh penjuru nusantara.

Saya bicara di sini memberi himbauan dan saran sebagai kakakmu. Sebagai seniormu. Marilah kita ingat sumpah kita adalah untuk membela seluruh rakyat Indonesia. Kita harus bekerja untuk seluruh rakyat. Rakyat kita mendambakan polisi sebagai bhayangkari seluruh rakyat Indonesia.

Rakyat kita mendambakan polisi yang hebat, polisi yang unggul. Polisi yang begitu tampil, semua segan. semua hormat, bukan semua takut.

Kita ingat, adik-adikku, ingat kau dibesarkan oleh rakyat. Kau diberi kaki dan diberi makan oleh rakyat. Kita diberi pakaian oleh rakyat. Kita diberi pendidikan oleh rakyat. Kita diberi karier oleh rakyat.

Bintang-bintang yang ada di pundak kita. Bintang-bintang yang ada di pundakmu, itu dari rakyat. Bukan dari orang perorangan. Oleh karena itu, rakyat mendambakan kalian melindungi mereka. Kalian milik kita juga. Setialah kepada bangsa dan negara. Jangan kepada individu-individu.

Saudara-saudara sekalian, kita harus yakin rakyat Indonesia mendambakan aparatnya berbuat yang terbaik untuk mereka. Tidak ada kekuasaan di dunia yang bisa langgeng kalau tidak dicintai oleh rakyatnya sendiri.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air di mana pun kau berada. Terima kasih perhatianmu. Terima kasih dukunganmu. Terima kasih waktu yang kau telah luangkan. Kita percaya bahwa kita berada pada jalan yang benar. Kita membela keadilan. Kita membela kebenaran. Kita membela kejujuran.

Kita yakin bahwa Tuhan yang Maha Besar, Yang Maha Kuasa, bersama kita. Karena Tuhan selalu berada di pihak yang benar.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Syalom. Om om santi om. Nama Buddhaya.

Saudara-saudara izinkanlah saya sebagai anak bangsa yang beragama Islam, saya ingin mengumandangkan takbir: Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Selamat berjuang bersama-sama kita Indonesia Menang! (Selesai)
Pidato Lengkap Prabowo Subianto Mengenai Visi Misi Capres Bertajuk Indonesia Menang

Sumber: http://jateng.tribunnews.com