Nonton Bola di Stadion, Wanita Iran Menyamar Jadi Pria
Sekelompok perempuan penggemar sepak bola di Iran menyamar menjadi pria agar dapat menyusup masuk stadion olah raga. (AFP PHOTO / ATTA KENARE)
Republik Islam Iran telah lama melarang perempuan menonton sepak bola dan olah raga lainnya di stadion olah raga.
"Saya sangat bangga kepada mereka, dan terkesan mereka begitu berani, karena risikonya sangat besar," kata Melody Safavi, aktivis hak-hak perempuan Iran seperti dilansir, Reuters, Selasa (1/5).
Safavi adalah penyanyi reggae Iran di grup band Abjeez. Lagunya, 'Stadium' menyerukan kepada para pria Iran untuk mendukung perempuan agar mereka diperbolehkan menonton pertandingan olahraga di stadion. Dia tinggal kini tinggal di Amerika Serikat.
"Mereka mencoba mendobrak berbagai batasan dan tabu," kata Shadi Amin, perempuan Iran dan aktivis hak-hak LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender).
Bagi banyak orang, aksi perempuan menyamar jadi laki-laki untuk menonton di stadion di Iran itu mungkin sebuah langkah kecil. "Tapi bagi kami itu sebuah langkah besar, karena beban tindakan itu tidak kecil," katanya lewat telepon dari London.
Kelompok aktivis Iran OpenStadiums berkampanye bagi hak perempuan agar boleh menonton pertandingan olahraga di stadion di Iran menyatakan mereka ditangkap dekat stadion Azadi selama pertandingan Esteghlal-Persepolis, Maret lalu.
Dalam hal hak-hak perempuan menonton sepak bola di stadion, Arab Saudi lebih maju dari Iran. Tahun lalu, Saudi memperbolehkan perempuan menyaksikan pertandingan olah raga di stadion. Langkah itu menyusul serangkaian reformasi yang dilakukan kerajaan Sunni muslim itu.
(nat/https://www.cnnindonesia.com)